"IBUKU PAHLAWANKU"
Sahabat, siapa diantara kita yang tidak pernah memiliki ibu. Setiap kita
pasti memilikinya, meski mungkin ada yang ibundanya telah meninggal.
Berikut ini adalah cerita yang dituturkan oleh saudara Ahmad.
Di siang hari yang sangat indah dan cerah sekali secerah perasaan hatiku
yang berbunga-bunga, aku berencana untuk berangkat ke bawah untuk
internetan di depan ruang SGI. Singkat cerita aku pun duduk di sana dan
membuka laptop yang berwarna putih itu, kemudian aku pun mulai mengetik
di laptopku tersebut. Berapa menit aku duduk disana, aku tidak menyadari
bahwa di sampingku itu ada seorang anak SMAT Ekselensia yang sedang
dijenguk oleh Ibunya.
Ketika 10 menit berlalu asalnya aku tidak memperhatikannya, tapi tak tau
kenapa hatiku menyuruh untuk memperhatikan si anak dan ibunya tersebut,
dan aku pun memperhatikannya tanpa diketahui oleh mereka. Menit silih
berganti dengan menit aku melihat Ibu itu terus berbicara sambil
mengusap rambut anak karena mungkin sudah lama tidak ketemu sehingga
sang ibu tidak henti-hentinya mengelus rambut anak kesayangannya itu dan
rasa kangen yang menghantuinya untuk bisa cepat-cepat ketemu dengan
anak kebanggaanya kemudian terwujud keinginannya itu.
Lama kelamaan aku perhatikan di dalam percakapan tersebut sang anak
menangis aku tak tau alasannya kenapa bisa menangis, tapi aku
beranggapan karena sang anak juga kangen banget sama orang tuanya
terutama Ibunya. Di dalam kondisi menangis sang Ibu masih terus mengelus
rambutnya dan sambil menenangkan hati anak kebanggaanya itu, walaupun
agak lama anak itu menangis akhirnya dia pun berhenti dari tangisannya.
Spontan aku teringat wajah-wajah orang yang selalu menyayangi dan
mencintaiku setulus hati yaitu orang tuaku terutama Ibu yang telah
melahirkan, menyusui dan membesarkan diriku hingga sampai saat ini. Aku
berfikir banyak sekali perkataan dan perbuatan yang selalu menyakitimu,
maafkanlah dosa anakmu yang tak tau diri ini yang tiap detik, menit
bahkan jam selalu melukai perasaanmu, Ibu maafkanlah dosa anakmu yang
hina ini dan jasamu gak bisa dibalaskan harta bahkan dunia seisinya
sebagai gantinya.
Aku pun ikut sedih dan rasanya hatiku ingin ikut menangis, ingin rasanya
aku meneteskan air mata dan menangis tersedu-sedu dipangkuanmu tapi aku
tahan dan semua itu tidak mungkin. Aku sayang dan rindu padamu Ibu, I
Love You Forever. Aku persembahkan lagu dari Hawari untukmu Ibuku
sayang….
------------------------
Bila ada pepatah surga di telapak kaki ibu, mungkin itu adalah gambaran
yang paling mulia untuk setiap pengorbanan yang telah beliau lakukan
terhadap anak- anaknya. Tak hanya sebagai sosok yang lembut, ibu adalah
seorang pendamping yang kuat bagi ayah untuk selalu menyemangati dikala
pekerjaan kantor atau usaha sedang pasang surut.
Dimataku, ibu adalah segalanya. Pengorbanan terbesar dalam melahirkanku
membuat dirinya mempertaruhkan seluruh nyawa. Bahkan setelah diriku
lahir kedunia, ibu dengan penuh kesabaran selalu setia merawat ku sampai
besar. Selama hidupnya perjuangan ibu tak kenal lelah, demi membantu
ayah, ia pun rela ikut bekerja dari subuh hingga malam. Kadang kita
sering membuat ibu bersedih dengan perbuatan yang kita lakukan, dan
sering berkata tidak sopan sehingga menyakiti hatinya. Namun, setiap
lontaran kata yang menyakitkan tak pernah diingatnya sebagai dendam.
Pendidikan yang lebih tinggi dari ibu terkadang membuat kita menjadi
sombong seperti kacang lupa pada kulitnya. Contohnya saja, ketika Ia
hanya bertanya bagaimana menggunakan handphone atau sekedar menyalakan
DVD. Pemikiran malu dan emosi seringkali terlintas di benak kita. Tapi
sadarkah, sikapnya yang tulus dan sabar dalam mengajarkan kita pertama
kali membaca dan selalu bertanya kepadanya jika tak mengerti sejak
kecil, hingga kita menjadi seorang sarjana merupakan contoh nyata rasa
sayang tiada akhir kepada seorang anak.
Hari ini kusadari bahwa dirinya adalah sosok yang paling mulia. Seorang
ayah mengajarkan kita bagaimana bertanggung jawab, tetapi seorang ibu
yang menunjukan bagaimana cara mencintai dengan penuh cinta kasih.
Pintanya tak banyak, hanya hidup rukun dalam bersaudara. Terimakasih
untuk setiap doa yang selalu kau panjatkan setiap malam agar kami selalu
hidup dalam penyertaan-Nya.
Terima kasih Ibu
---------------------------------
MASIHKAH SURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU??
Kita tentu sering mendengar kalimat bahwa surga itu di terletak di bawah
telapak kaki ibu . Kalimat ini tentu tidak terasa berlebihan mengingat
begitu mulia dan beratnya tugas seorang ibu. Mulai dari mengandung
dengan beban yang kian hari kian berat,melahirkan dengan mempertaruhkan
nyawa, hingga membesarkan buah hati menjadi generasi rabbani. Di sisi
lain seorang ibu pun adalah seorang istri yang merupakan partner suami
dalam membina rumah tangga yang sakinah.
Namun dewasa ini banyak wanita yang tidak menyadari peran fitrahnya
sebagai seorang ibu maupun istri. Kesempatan yang terbuka lebar untuk
berkarir dan beraktivitas di luar rumah membuat wanita terkadang
menomor-duakan bahkan melupakan perannya sebagai istri dan ibu. Segala
pekerjaan rumah diserahkan pada pembantu dan masalah pengurusan
anak-anak diserahkan pada baby sitter. Akibatnya rumah tangga menjadi
tidak harmonis dan anak-anak pun menjadi terbengkalai hingga terkadang
anak-anak tersebut merasa lebih dekat pada pengasuhnya dibandingkan
dengan ibunya sendiri.
Lalu dengan keadaaan yang seperti itu, masihkah surga berada di bawah telapak kaki ibu?
Berangkat dari pemikiran inilah pada hari Ahad 25 April 2010, Karim
Salman mengadakan talkshow yang bertajuk “Masihkah Surga di Bawah
Telapak kaki ibu?”. Talkshow ini ingin mengangkat bagaimana seharusnya
wanita berperan sesuai fitrahnya, tentu saja dengan tidak memasung
potensi wanita untuk berkarir dan berkarya di luar rumah.
Acara ini menghadirkan tiga orang narasumber yaitu dr. Achadiyani, Ibu
Maryati (Pemilik Maryati Spa and Salon), dan Ghaida Tsuraya (Mahasiswi
ITB), mereka bertiga adalah wanita yang dianggap mampu menjalankan
fitrahnya sebagai istri dan ibu namun tetap barkarir dan berkarya dengan
luar biasa di luar rumah. Acara ini dihadir sekitar 80 orang yang
berasal dari kalangan mahasiswi,ibu-ibu dari LMS, dll.
Dengan adanya acara ini diharapkan peserta sadar akan fitrahnya sebagai
wanita dan juga mampu mengoptimalkan potensinya untuk berkarya di luar
rumah.
Jadi bila sekarang terlontarkan lagi pertanyaan,masihkahkah surga di bawah telapak kaki ibu?
Kaum wanita akan dengan lantang dan pasti menjawab, “masih dan akan selalu begitu…
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
IBUKU PAHLAWANKU
Rabu, 16 Oktober 2013
Diposting oleh
Muhammad Moosa Pribadi
di
08.43
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar